Membangun Generasi Muda Islami di Zaman serba Teknologi

Design by : Rizqi Afrelina


Di era serba teknologi seperti saat ini, tantangan dalam membangun generasi muda yang Islami semakin kompleks. Kemajuan teknologi membawa berbagai dampak positif namun juga menghadirkan tantangan baru dalam menjaga nilai-nilai keagamaan. Untuk menjawab tantangan ini, penting bagi umat Islam untuk merangkul teknologi dengan bijak serta memperkuat pendidikan agama yang kokoh. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ilmu dan pengetahuan dalam setiap aspek kehidupan.

Generasi muda Islami harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan sosial mereka. Salah satu ayat Al-Quran yang relevan adalah dalam Surat Al-A'raf ayat 31, Allah berfirman, "Hai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." Ayat ini mengajarkan tentang penggunaan teknologi dengan penuh kesederhanaan dan tidak berlebihan, termasuk dalam interaksi sosial dan keagamaan.

Pendidikan agama yang kuat juga penting dalam membangun generasi muda yang Islami. Al-Quran surat An-Nahl ayat 90 menyatakan, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu sekalian) berlaku adil dan berbuat baik kepada (Keluarga, Kerabat) dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkiran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran (Nasihat, Sangra, wahyu, ) in kepada kamu, agar kamu mengambil pelajaran dari (Semua kaum, golongan, Di kalangan kamu)."

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan pedoman yang kuat dalam membangun generasi muda Islami di tengah kemajuan teknologi. Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kamu mengajarkan kepada orang-orang yang kamu cintai, dan kabarkanlah kepadanya apa-apa yang kamu ketahui dari aku." Hadis ini menekankan pentingnya mentransfer pengetahuan agama secara langsung kepada generasi muda agar mereka tidak tersesat dalam penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Dalam konteks ini, pengawasan dan bimbingan dari para orang tua dan pendidik sangatlah krusial. Mereka perlu mengawasi dan memberikan pemahaman yang tepat mengenai cara menggunakan teknologi yang sesuai dengan ajaran agama. Pendidikan agama yang konsisten dan mendalam akan membantu generasi muda mengenali batasan-batasan dalam penggunaan teknologi serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, sosialisasi yang sehat di media sosial juga menjadi fokus penting dalam membangun generasi muda Islami. Islam mengajarkan untuk berinteraksi dengan sesama dengan penuh hormat dan kebaikan. Surat Al-Hujurat ayat 11 mengingatkan, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan). Dan jangan pula perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil-manggil dengan gelaran yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman."

Dalam konteks pendidikan Islam di era digital, pemahaman terhadap fitnah teknologi juga menjadi bagian penting dalam pembentukan generasi muda yang Islami. Al-Quran surat An-Nur ayat 30-31 mengingatkan, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan kepada wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita."


Penulis, Tania Trihana

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama